Peningkatan Pengangguran Lulusan Universitas


Sumber Tertera
Akhir-akhir ini Saya melihat banyak komentar dari teman-teman lulusan Sekolah Menengan Atas yang merasa bahwa sekolah di Sekolah Menengah kejuruan bakal dapet banyak ilmu, skill, dsb.

Wahh, Ekspektasi yang luar biasa sekali bagi Sekolah Menengah kejuruan kalau memang bisa seakan-akan itu. Tapi kenyataannya, berdasarkan saya pendidikan Sekolah Menengah kejuruan masih cukup buruk apalagi disekolahan saya dulu. Khususnya di bidang IT.

"Kok bisa? Ya, saya lulusan Sekolah Menengah kejuruan dulunya. Saya mencicipi sendiri betapa gak bergunanya saya sekolah selama 3 tahun. Bahkan sampai kini pun opini saya gak berubah.
Note: Saya gak pernah nyesel masuk SMK, jangan samakan saya dengan kau yang suka nyalahin sekolahnya.

"Kan kakak jago bikin aplikasi, desain, gambar, dsb. kok bisa ngomong gitu?"

Apa kau yakin semua yang saya dapat itu dari sekolah? Sayangnya saya dapet semua itu karena mencar ilmu otodidak, kenal banyak orang jago, dan saya punya keahlian betah berdiam diri dalam kamar, sendirian hanya ditemani sebuah laptop :v
Tapi saya bukan anti social kok, saya tetap bersosialisasi seakan-akan orang-orang biasanya.

Bagusnya disekolah saya yakni saya punya banyak waktu luang, berhubung gurunya jarang banget ngajar dan tentunya sebagai murid yang baik, lebih baik saya pulang dan mencar ilmu dirumah, yahh mungkin bisa dikatakan cabut, jangan ditiru ya, wkwkwk. Disini kekuatan berguru sendiri memang diandalkan.

"Lalu, kenapa digambar kok angka pengangguran SMK berkurang?"

Ya elahhh.. kerja ngojek, input data, jaga konter/warnet, indomaret, basuh pakaian, jaga parkir, kuli event organizer, kasir toko, kuli buku gramedia, SPG memangnya butuh ijazah atau skill khusus yang perlu mencar ilmu bertahun-tahun? Ya terang turun lah, wong belum cukup umur lulusan Sekolah Menengah kejuruan kerja apa aja mau yang penting halal. Bener kan netijen yang Budiman? :v

Kalau lulusan sarjana ya niscaya pengen balik modal walaupun skillnya gak jelas, masa udah 4 tahun malah kerja yang sama dengan lulusan SMA/SMK. Gengsi dong :v

Data di gambar juga masih gak terang sebetulnya. Gak ada perbandingan angka pengangguran dengan jumlah lulusannya. Dan juga penyebab nganggurnya "Lapangan kerja terbatas" itu saling bertabrakan dengan kedua alasan di atasnya.

Sekarang kita balik lagi ke pendidikan, memangnya harus gimana biar jadi bener?

Kemampuan guru sekaligus kesejahteraannya harus ditingkatkan. Kalau bisa training difokuskan juga untuk ngebentuk guru.
Lucu jika, guru malah gak bisa ngajar pelajarannya sendiri, tapi kita ga boleh nyalahin guru begitu saja, mungkin saja ia lupa, guru kan juga manusia, hehehe.

Kurikulum, Metode, Sistem pembelajaran yang perlu dirombak total. Hal-hal gak penting gak perlu dimasukin jadi pelajaran. Cara mengajarnya harus coba memalsukan pelatihan-pelatihan modern yang ada saat ini. 
Oh ya, Jangan pelit kemudahan ke muridnya dan fokus ke kemampuan praktikum.

Mata pelajaran Kewirausahaan mengikuti metode Startup Modern. Undang BEKRAF untuk jadi salah satu pionirnya, dalam buku-buku panduan BEKRAF itu padahal lebih penting untuk jadi bahan ketimbang teori gak jelas. Tapi, jangan berharap apa yang saya sebutkan di atas terjadi. Pemerintah mah bodo amat soal ini, mau ganti mendikbud, menristek, presiden berapa kalipun.

Pendidikan itu sudah menjadi bisnis di Indonesia.

Lalu apa yang kalian harapkan? Apa yang kalian bisa lakukan untuk mengatasi ini sendiri?
Mulailah otodidak. Langkah-langkahnya cukup mudah. Tentukan Tujuan.

Contoh: "Saya ingin jadi jurnalis"
Bentuk Silabus Materi. Cari apa saja yang diharapkan untuk dipelajari. Misalnya cari silabus dari kampus A, B, C atau training A. Pasti ketemu.

Contoh: "Pertama Saya harus mencar ilmu teori-teori komunikasi. Lalu Belajar bahasa. dan seterusnya"Cari Resource/Sumber belajar.
Sekarang udah banyak banget sumber belajar. Tinggal ketik sekali niscaya ketemu.
Contoh: "Udacity.com, ebook gratis dari libgen.io" kemudian Praktek.

Bodo amat dengan nilai dan apa kata orang lain, practice, practice, practice, jangan berhenti. Jika orang tuamu bukan orang berpendidikan tinggi seakan-akan kedua orang kedaluwarsa tanah ku yang sama sekali tak pernah mencicipi apa itu sekolah, seriuslah mulai berguru sendiri dari kini dan ambil jalan hidup diri sendiri.

Pilihan orang tuamu belum tentu baik alasannya yakni isi kepalanya udah puluhan tahun yang lalu. Jika kau bukan orang yang mampu, berhenti main sosial media dari sekarang, ekonomis kuotamu, dan belajar.

Jika kau punya banyak waktu luang saat sekolah, jangan kebanyakan ngobrol, secukupnya aja kalau bisa obrolannya pun sebisa mungkin produktif. Jangan cuma ngomongin cinta cintaan tiap hari.

Kalo kau pacaran, jadikan ia sebagai penyemangatmu. Tapi kalo saya sendiri pacaran itu nomer sekian dan ga terlalu penting buat saya.

“Ah gamungkin, mungkin kakak ga laris kali? :v ”

Anjirrr, terkadang ada benernya juga sih wkwkwk, tapi bukan itu, bagi saya pacaran itu suatu hal yang membuang buang waktu saja.

Jika kau pacaran dan kau orang yang males belajar. Putusin pacarmu, itu distraksi terbesar yang bener-bener bakal hancurin sekolah kau selama 3 tahun. Kecuali kalau kau memang pinter bagi waktu, that's okay. ;)

TAMBAHAN : bagi yang salah paham, postingan ini bukan untuk bikin kau gak jadi masuk SMK. Kelebihan Sekolah Menengah kejuruan ya lingkungan kau jadi fokus ke bidang tertentu. Sedangkan SMA, kau bakal lebih labil, makanya anak Sekolah Menengan Atas kebanyakan labil. Ehh, bener ga sehh? Ini kata sobat saya yang lulusan SMA, hehehe.

Cuma fokus mereka beda, akademik mereka terang lebih kuat. So, ambil yang berdasarkan kau cocok untukmu.Terima kasih sudah membaca.

Arbiyanto Wijaya (Admin Cermin Diskusi), Iwan Iswanto (Admin )

Belum ada Komentar untuk "Peningkatan Pengangguran Lulusan Universitas"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel