5 Kebiasaan Jelek Kids Jaman Now Ketika Hari Kemerdekaan Indonesia
Rasa-rasanya memang ya, saya lihat anak muda jaman kini dalam hal etika dan sopan santun tuh nyaris egois dan nggak peduli dengan sekitarnya. Okelah kalau itu yakni wujud ekspresi bermain. Beda dongeng kalau mainnya siang. Ini mainnya pas waktu Hari Kemerdekaan RI loh gais. Main silakan... tapi ya harus liat situasi dan kondisi,
pas waktu ada karnaval 17 an walau nggak ikut stidaknya tunjukan perilaku menghargai, jangan malah nogkrong di atas motor, bonceng pacar, pakai tato, mata merah supaya di liatnya serem abis itu main gas-gas kenalpot oblong. kan gak yummy gitu di liatnya. dan kalo di nasehatin sama orang lain biasanya mereka suka bilang dini
Terserah aku, kalau kau nggak suka ya sudah nggak usah didengarkan, atau Abaikan aja, urusanku ya jadi masalahku. Nggak ada hubungannya sama kau kan? Aku nggak minta makan sama kamu.
Well... kalau etikanya nge gas di tengah malam hingga subuh menjelang dengan bunyi lantang serta dengan segala bahasa kebun hewan disebut, macam bahasa kotoran juga disebut, hingga sumpah serapah juga nggak absen... apa ya lantas diabaikan?.
Yang lebih ekstrem yakni jikalau di dunia maya terlihat indah, up to date, segala kekinian, terus di lingkungan kasatmata dianya malah kurang didik atau nggak menghargai sama insan sungguhan, apa ya itu baik? Manusia loh ya, orang busuk tanah atau lebih muda, bukan layar hape yang bisa dijutekin no respon.
Misal ada yang kritik kita secara eksklusif di depan muka, trus kita responnya ngelengos ditinggal sambil lalu? Dijamin bakal nimbulin dilema baru. Pasti kan ada perilaku kasatmata yang nggak semudah melarikan diri dari dunia sosial media. Minimal, senyum atau ngangguk meski kita nggak perlu ngomong dan keselnya cuma dipendam dalam hati.
nah dar ini semua akan sedikit saya beberkan hal-hal yang berdasarkan saya kurang etik lah untuk di terapkan waktu hari kemerdekaan, asal kalian tau saja wahai kaum alai alias kids jaman now. kalian bisa makan di negeri ini berkat usaha para jagoan yang rela korbankan nyawanya pada zaman penjajahan. kemerdekaan indonesia tidak simpel di dapatkan, bukan juga dari give away. inget kids jaman now yang etikanya tidak mencerminkan sifat orang indonesia, lo itu hanya Numpang!
1. Selfie dan asyik di dunia maya
Data ini meningkat drastis dalam kurun waktu 3 tahun belakangan ini. Survey yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggaraan Jaringan Internet Indonesia (APJII) mengungkapkan bahwa, lebih dari setengah penduduk Indonesia yaitu, 132,7 juta telah terhubung ke Internet. Hal ini juga dipengaruhi oleh aneka macam program seperti, Internet masuk desa yang digagas oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).
Dengan semakin banyaknya orang yang mengakses Internet, secara tak disadari menghipnotis tradisi komunikasi yang ada di wilayah tersebut. Jauh sebelum adanya ponsel dan Internet, kita lebih suka berkumpul dan memperbincangkan banyak hal daripada duduk di rumah.
Dengan semakin banyaknya kids jaman now yang mengakses Internet, secara tak disadari menghipnotis tradisi komunikasi yang ada di wilayah tersebut. Jauh sebelum adanya ponsel dan Internet, anak muda lebih suka berkumpul dan memperbincangkan banyak hal daripada duduk di rumah. Namun, sesudah adanya Internet, mereka lebih bahagia berdiam diri di rumah dan berkomunikasi dengan orang-orang nan jauh di sana. Sedangkan, orang di sekitar kita tidak diperdulikan.
buruknya lagi pas waktu karnaval kemerdekaan, bukanya hadir dan iku tmerayakan malah cuma kongkow di atas motor, sambil idupin rokok, nyalain hape terus selfie. settelahkelar itu semua eksklusif cabut cari tongkrongan lainya. kalau berdasarkan saya sih, yang ibarat ini bukan sifat insan gais.
2. Gaya kebarat-baratan, tidak sesuai tema kemerdekaan
Gaya hidup (lifestyle) yakni kepingan dari kebutuhan sekunder insan yang bisa berubah tergantung jaman atau harapan seseorang untuk mengubah gaya hidupnya, dilansir dari Wikipedia. Istilah gaya hidup pada awalnya dibentuk oleh psikolog asal Austria, Alfred Adler, pada tahun 1929. Pengertiannya yang lebih luas, sebagaimana dipahami pada hari ini, mulai digunakan semenjak tahun 1961.
Gaya hidup bisa dilihat dari cara berpakaian seseorang, kebiasaannya, dan lain-lain. Gaya hidup bisa dinilai relatif tergantung evaluasi dari orang lain. Gaya hidup juga bisa dijadikan contoh, namun juga bisa dijadikan hal tabu. Ada banyak jenis gaya hidup. Salah satunya yakni gaya hidup kebarat-baratan. Hal ini dikenal dengan istilah westernisasi.
Meniru gaya hidup berarti menggandakan secara berlebihan gaya pakaian orang Barat dengan cara mengikuti mode yang berubah-ubah cepat; menggandakan cara bicara dan adat sopan santun pergaulan orang Barat dan seringkali ditambah dengan perilaku merendahkan bahasa Nasional dan adat sopan santun pergaulan Indonesia; menggandakan pola-pola bergaul, pola-pola berpesta (merayakan ulang tahun), pola rekreasi, dan kebiasaan minum-minuman keras ibarat orang Barat; dan sebagainya.
Banyak dari kita yang terkadang hanya ingin mengikuti perkembangan jaman, tanpa memperhatikan dampak westernisasi itu berbahaya bagi pertahanan negara kita. Westernisasi beresiko melunturkan semangat nasionalisme para perjaka bangsa kita. Cara hidup, cara berpakaian, cara berbicara yang kebarat-baratan, melunturkan semangat cinta akan bangsa dan budaya sendiri.
Kita hidup di Negara Indonesia, alangkah baiknya jikalau kita hidup sesuai dengan budya bangsa kita sendiri, tidak perlu menggandakan kebiasaan bangsa lain. Kaprikornus diri sendiri, menerangkan identitas diri sebagai bangsa yang berbudaya. Kita boleh-boleh saja menerima budaya dari luar negeri, tetapi sepatutnya lebih selektif dalam menerima budaya dari bangsa lain, tanpa harus meninggalkan budaya bangsa kita sendiri. Ingat bangsa yang baik yakni bangsa yang mengenal budayanya.
3. Saat konvoi, sambil bonceng bacar, sering Melanggar peraturan dan tata tertib berkendara
Mungkin alasannya gres pertama kali pacaran atau sudah saking lamanya jomblo, jadi ketika punya pacar eksklusif update status di semua media sosial. Atau bahkan ketika nonton pawai agustusan dengan sengaja menajak ceweknya, supaya temen-temennya pada tahu bahwa kini ia punya pacar. Ini biasanya terjadi pada cowok, terlebih jikalau ceweknya memilik paras yang cantik, ini akan menjadi nilai plus dan sesuatu yang membanggakan.
Nah, ini agak sedikit lucu. Namanya juga masih belum sampaumur (remaja), dimana mereka gres pertama kali mencicipi putua cinta. Tapi kids zaman now punya cara sendiri meluapkan kesedihannya, selain update status resah di soaial media. Biasanya mereka akan eksklusif mencari pacar baru, untuk memberikan kepada sang mantan bahwa ia "laku" atau cepat move on darinya. Biasanya kekerabatan yang terjalin alasannya pelarian tidak akan bertahan lama.
nah waktu ketiganya bertemu di program pawai agustusan, tak jarang bertiganya merusak program pawai alasannya berantem gara-gara rebutan si cewek tersebut. kalo berdasarkan saya pribadi, apa gak aib gitu di liatin ratusan orang.
4. Menyepelekan Lagu Indonesia Raya
Halini yakni hal yang sangat tidak saya sukai, dimana lagu nasional disepelekan oleh insan tak beradab (kids jaman now). Dalam pembukaan program Festival atau pawai biasanya para akseptor pameran menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya, Saya sebagai warga negara Indonesia tidak mempermasalahkan hal tersebut justru merupakan suatu hal yang positif, namun demikian yang bikin saya heran, hal tersebut berbeda dan terkesan aneh.
Lagu Indonesia Raya yang merupakan lagu Kebangsaan, seyogyanya dihormati dan dijunjung tinggi oleh seluruh warga bangsa Indonesia, namun ini malah terkesan dilecehkan dan tidak dihormati. Para ADM ( Anak Dinia Maya) atau KJN (Kids Jaman Now) menyanyikan lagu dengan gaya yang semrawut bahkan dengan merubah sedikit dari syair yang sebenarnya.
sebenarnya pasih yang ada di benak mereka, apa mereka sudah tidak bisa hidup di indonesia. kalau di permasalahkan hingga kemeja hukum, paling-paling kata "Maafkan saya" sambil pasang muka memelas menjadi tameng utama.
Selain mengatur cara menyanyikan dan perilaku ketika mendengarkan, ada juga larangan yang ditulis di Undang-undang. Menurut UU No. 24 tahun 2009, setiap orang dilarang: (a) mengubah Lagu Kebangsaan dengan nada, irama, kata-kata, dan gubahan lain dengan maksud menghina atau merendahkan kehormatan Lagu Kebangsaan; (b) memperdengarkan, menyanyikan, ataupun menyebarluaskan hasil ubahan Lagu Kebangsaan dengan maksud untuk tujuan komersial; atau (c) memakai Lagu Kebangsaan untuk iklan dengan maksud untuk tujuan komersial.
Karena sudah terang diatur dalam Undang-undang, maka Kids Jaman Now mulai sekarng saya sarankan perlu berhati-hati dalam meyanyikan lagu kebangsaan dalam rangka menghormati lagu tersebut.
5. Tidak mau memakai pakaian adat
Pakaian adat yang digunakan dalam memperingati HUT Kemerdekaan ke 72 Republik Indonesia di menegaskan bahwa Indonesia yakni negara yang beragam. Hal itu dilihat dari suku, bahasa hingga pakaian.
Tahukah Anda bila ketika ini fesyen Indonesia juga mengikuti model pakaian tradisional Indonesia. Ini dikarenakan, Indonesia mempunyai keragaman budaya hingga pakaian tradisional yang sangat indah. Dibuat dari kain tradisional yang merupakan kerajinan tangan masyarakat Indonesia.
Pakaian adat yang bervariasi di Indonesia muncul alasannya sukunya juga beragam. Tiap pakaian adat mengandung nilai-nilai tersendiri. Perkenalkanlah baju-baju adat tersebut pada putra putri Anda supaya mereka mengenal dan mencintai budayanya. Dengan demikian, mereka bisa turut serta berperan aktif menjaga pakaian adat tersebut sebagai budaya bangsa yang tak akan luntur oleh kemajuan jaman.
Sebagai salah satu identitas bangsa tentulah harus dijaga betul. Warga negara Indonesia yang baik tentu merasa wajib untuk melestarikan kekayaan budaya bangsa. Penting bagi kita untuk mewariskan budaya pada generasi penerus kelak. Biar tak lenyap apalagi hingga diakui oleh pihak lain hendaknya semenjak dini kita menjaga apa yang sudah diwariskan nenek moyang pada kita
Perkembangan busana tak bisa dibilang lambat. Fesyen dunia berputar begitu cepat seiring melajunya teknologi. Ini menciptakan baju model tradisional tak digunakan dengan alasan kuno, tak modis dan kurang keren dikenakan. Padahal ada nilai sejarah dan budaya yang terkandung di setiap helai baju adat tersebut.
apalagi pas karnaval tujuh belasan, banyak kids jaman now yagn tidak mau memakai kostum adat/budaya indonesia. mereka lebih suka pakai celana pensil yang di robek robek kepingan dengkulnya. hal ini yang sering luput dari perhatian kita, maraknya pakaian negara asing yang masuk ke negeri kita, menciptakan anak jaman now atau kids jaman now mendewakan pakaian ini. mereka matian matian mengejar model supaya di bilang trendi, oh sungguh malangnya nasibmu nak, kayak robot hidup. tidak sepatutnya generasi bangsa bersikap ibarat ini. inget kalian hanya numpang!
seiring dengan perkembangan zaman, para generasi bangsa sudah mulai melupakan serta meninggalkan kebudayaan-kebudayaan Indonesia yang sangat kaya ini. Globalisasi juga besar lengan berkuasa kuat dalam menurunnya tingkat kepedulian masyarakat dalam menjaga atau melestarikan budaya Indonesia.
dari 5 alasan di atas menciptakan kita perlu untuk menjaga dan melestarikan budaya lokal yang ada dalam masyarakat bisa dilakukan dengan aneka macam cara. Beberapa cara yang bisa dilakukan oleh seorang anggota masyarakat khususnya kita sebagai generasi muda dalam mendukung kelestarian budaya dan ikut menjaga budaya lokal diantaranya yakni :
Demikian beberapa cara yang bisa kita lakukan dalam proses pelestarian budaya. Diharapkan segala kesadaran kita sebagai generasi penerus untuk tetap bisa menjaga dan melestarikan budaya.
- Mau mempelajari budaya tersebut, baik hanya sekedar mengenal atau bisa juga dengan ikut mempraktikkannya dalam kehidupan kita.
- Ikut berpartisipasi apabila ada kegiatan dalam rangka pelestarian kebudayaan
- Mengikuti kompetisi wacana kebudayaan, contohnya tari tradisi atau teater daerah.
- Ikut berpartisipasi dengan mementaskan budaya tradisonal pada program ataupun kegiatan tertentu, ibarat pada ketika perayaan hari ulang tahun kemerdekaan bangsa, mengadakan pementasan ketoprak yang berbau perjuangan, dan lain-lain.
- Mengajarkan kebudayaan itu pada generasi penerus sehingga kebudayaan itu tidak musnah dan tetap bisa bertahan.
- Mencintai budaya sendiri tanpa merendahkan dan melecehkan budaya orang lain.
- Mempraktikkan penggunaan budaya itu dalam kehidupan sehari-hari, contohnya budaya berbahasa.
- Menghilangkan perasaan gengsi ataupun aib dengan kebudayaan yang kita miliki.
- Menghindari perilaku primordialisme dan etnosentrisme
Demikian beberapa cara yang bisa kita lakukan dalam proses pelestarian budaya. Diharapkan segala kesadaran kita sebagai generasi penerus untuk tetap bisa menjaga dan melestarikan budaya.
Baca Juga
Belum ada Komentar untuk "5 Kebiasaan Jelek Kids Jaman Now Ketika Hari Kemerdekaan Indonesia"
Posting Komentar