Kutitip Sebait Asma

Sekarang saya sibuk menjadi mahasiswa akhir, kelewat final bahkan. sudah semester 9 tapi masih saja nyunting-nyunting skripisi. tekanan yang paling besar bukanlah ketika di tanya kapan wisuda, tapi datangnya seruan seminar adik tingkat, merasa kesalip dan aib badai. suasana seketika campur aduk gak karuan, pengecap yang semula manis-manis aja berubah jadi cuek kayak nasi gorang kurang bumbu

sore ini cuaca sedikit mendung tapi gak hujan-hujan, mungkin ia males dan gak yummy bila turunnya hanya membawa segelintir kenangan. mirip halnya rasa, tak hanya kelidah, tapi turun juga ke hati.

gimana ya, beberapa jam tadi saya buka facebook yang sudah usang shutdown, loh tunggu sebentar, apa hubungannya sama konten ini?, nah salah satu bahasan konten ini yakni dia. ini bukan dongeng melow atau galau. gesekan pena ini hanya sebatas tuangan rasa yang seketika tiba melalui sebingkai foto profil. perempuan bercadar putih nan elok muncul di beranda tanpa permisi. engga absurd lagi, tampaknya saya mengenalnya. ku arahkan pandangan sedikit keatas untuk membaca nama akunnya. benar saja, itu dia, yang dulu sering membuatku naik pitam

dulu kami satu organisasi berlebel dakwah kampus, dia bendahara kepengurusanku. bukannya sombong tapi ini nyata, sebenernya saya juga tidak percaya bila akulah kepala departemennya,  saya sih awalnya engga kenal dia. cuma lambat laun kami saling mengenalkan diri. awal interaksi sangat membuatku terhentak. mungkin saya nya yang salah alasannya yaitu nge line tengah malam, kira-kira waktu itu jam 10 malam lah. awal kenal bukannya memberi kesan elok eh ia malah ngomel gak habis-habis. 


"kacau" batinku. mana di kampus sendirian, mumpung bph masjid udah ngorok gak karuan, saya coba beranikan diri, mungkin yang saya chat tadi memang benar benar dia. bukan makhluk halus atau jin penunggu kampus mirip yang saya bayangkan. untuk memastikan ia insan atau bukan saya telfon lah dia, deringan pertama gak di angkat, saya telfon lagi akibatnya masih nihil, dan benar saja, angka ganjil yang di sukai rosul kini menjadi angka favoritku. deringan ke tiga ia mengangkat telfonnya. 

"halo" suaraku pelan, "malem malem jangan telfon, dihentikan komunikasi, udah jam malem" jawabnya kayak wewe lagi kesurupan. kemudian telfon itu mati sebelum saya tutup. ah.. saya lupa di organiasi ini memang ada larangan jam malam atau lebih di kenal jamal. di mana kami hanya boleh komunikasi lawan jenis di bawah jam 10 malam. 

dari sinilah awal saya mengenalnya, cuma gara-gara telfon malam itu omelannya hingga kebawa di organisasi, waktu saya gres membuka syuro, bahasa lain dari rapat.,dia udah nyamber duluan dengan bunyi khas nya, tidak hanya di rapat tapi juga di aneka macam agenda. meski masih mahasiswa tapi rasanya sudah mengemban empat istri gess.

hampir tiap hari saya di buat jengkel, kesel, capek dan arrrrhhggg. hanya sekretarisku yang bisa jadi penengah. ia orangnya objektif, tegas, dan tidak berat sebelah. bila saya sama bendahara tadi udah kelewat batas berantemnya giliran sekretaris yang ngomel, dan di dikala ia ngomel kami diam, alasannya yaitu kata-katanya bah mario teguh kw lima. selalu ngena di hati. 

suatu hari saya di utus ke palembang bersama sekretaris untuk musyawarah regional antar organisasi, supaya singkat saya mengeja nama sekretarisku dengan sebutan mbak el. gres berangkat bendahara itu telfon, bukannya do'a in supaya slamet sampe tujuan eh malah ngomel lagi, entah apa alasanya, tampaknya ia gak suka kalo saya pergi. "ngomel lagi?" tanya mbak el. "iya, mungkin ia iri gak di ajak mbak" candaku dikala di kereta. mbak el cuma senyum senyum dan ketawa sedikit. "udahlah gak usah di ladeni, ntar berantem lagi kalian". bener kata mbak el, telfon itu buru-buru tak tutup dengan nada salam yang di paksakan. dan masih banyak lagi lah ceritaku di masa-masa itu

eh bahas apaa saya ini, kembali ke facebook. saya sempat ragu bila foto ini milik akun resmi bendaharaku dulu, kini ia terlihat kalem dan lembut, apalagi di tambah hijab plus cadar putihnya yang manis. apa ia kini sudah berubah, hijrah kata perjaka masa kini. ah saya tak tau, fikiranku bukanlah lahan kenangan, sebenernya saya gak mau bahas ia yang dulu, bila kini ia sudah berubah ya alhamdulillah, saya hanya bisa berdoa untuk kebaikannya, supaya tetap istiqomah dan segera di beri jodoh yang bisa membimbingnya, yang bisa ngomelin ia ketika lalai dan menjadi panutan untuk keluarganya kelak.  

meski saya tidak percaya dengan mitos, tapi rasanya saya percaya bahwa terkadang cinta itu tiba sesudah pertikaian. akan tetapi saya lebih percaya bila cintaku alasannya yaitu allah, maka cinta itu tak akan pernah mati.

bersambung...

Belum ada Komentar untuk "Kutitip Sebait Asma"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel