Penumbuhan Kebijaksanaan Pekerti, Kegiatan Apakah Itu?

Artikel ini saya share dari web Kemdikbud  dan inilah tautan artikel tersebut http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/berita/4382

Jakarta, Kemendikbud --- Bersamaan dengan dimulainya tahun pelajaran 2015/2016, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mencanangkan “Gerakan Penumbuhan Budi Pekerti” melalui serangkaian kegiatan non kurikuler. Kegiatan-kegiatan ini dilakukan dalam kegiatan harian dan periodik wajib maupun pilihan untuk menumbuhkembangkan nilai-nilai dan huruf positif. 
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengatakan, dikala orangtua mengantarkan anaknya ke sekolah, maka dikala itu pula terjadi penyerahan kepercayaan kepada guru dan sekolah untuk mendidik anaknya. Dan bagi sekolah, pendidikan juga bukan sekadar statistik semata. “Akan kita siapkan sekolah untuk juga menyambut orangtua,” kata Mendikbud beberapa waktu lalu, di Jakarta.
Budi pekerti luhur yang dibutuhkan mampu tumbuh lewat gerakan ini mencakup beberapa hal, di antaranya: internalisasi nilai moral dan spiritual dalam kehidupan, rasa kebangsaan dan cinta tanah air, interaksi positif antara peserta didik dengan guru dan orangtua, juga interaksi positif antar siswa. Selain itu, dibutuhkan pula tumbuhnya pengembangan potensi utuh siswa, pemeliharaan lingkungan sekolah yang mendukung iklim pembelajaran, dan pelibatan orangtua dan masyarakat.
Alur pembudayaan yang dilakukan dalam gerakan penumbuhan budi pekerti dimulai dengan diajarkan. Contoh kasus: hidup bersih. Siswa diajarkan perihal cara hidup bersih dan bahaya hidup kotor. Setelah diajarkan, mereka dibiasakan untuk membersihkan yang kotor dan membuang sampah pada tempatnya. Pembiasaan ini membutuhkan komitmen, sehingga anak dilatih untuk konsisten. Mereka diarahkan bila tidak mengerjakan, dan ditegur jikalau dilanggar.
Setelah menjadi kebiasaan, tanpa disadari belum dewasa akan membersihkan dan membuang sampah pada tempatnya. Karena terbiasa bersih, mereka akan tidak nyaman melihat jikalau ada sampah yang tidak pada tempatnya. Saat itulah terbentuk huruf bersih yang berujung pada masyarakat yang berbudaya hidup bersih.
Berbagai kegiatan yang mampu dilakukan dalam mendukung gerakan ini di sekolah mampu dimulai sejak sebelum memulai pembelajaran. Salah satu contohnya yakni membaca buku non-pelajaran sekitar 15 menit sebelum jam pelajaran dimulai. Ketika pelajaran dimulai, diawali dengan berdoa yang dipimpin oleh siswa di bawah bimbingan guru. Juga, menyanyikan lagu Indonesia Raya dan/atau satu lagu wajib nasional atau lagu terkini yang menggambarkan semangat cinta tanah air. Demikian pula dikala mengakhiri pembelajaran, peserta didik diajak untuk menyanyikan satu lagu daerah (dari seluruh nusantara), dan berdoa dipimpin bergantian oleh siswa di bawah bimbingan guru.
Selain kegiatan harian mirip disebutkan di atas, penumbuhan budi pekerti juga dilakukan dalam rutinitas mingguan sekolah. Misalnya, upacara bendera tiap hari Senin dan olah raga bersama seluruh warga sekolah minimal seminggu sekali. Ada pula pembiasaan baik yang mampu dilakukan yakni dengan membuat jadwal piket membersihkan kelas dan lingkungan sekolah secara bergantian.


Artikel ini saya share dari web Kemdikbud  Penumbuhan Budi Pekerti, Program Apakah Itu?

Penumbuhan budi pekerti juga perlu didukung dengan pelibatan orangtua dan lingkungan masyarakat. Untuk itu perlu pertemuan wali kelas dan orangtua siswa untuk menjelaskan visi, misi, dan aturan sekolah serta tahapan mencar ilmu siswa. Siswa juga mampu dibiasakan mencar ilmu kelompok baik di sekolah maupun di rumah dengan sepengetahuan guru dan orangtua. 
Pembiasaan baik di masyarakat pun mampu dilakukan siswa dengan terlibat dalam memecahkan duduk masalah nyata di lingkungan serta. Masyarakat dari berbagai profesi pun mampu berpartisipasi dengan berbagi ilmu dan pengalaman kepada siswa di sekolah.

Belum ada Komentar untuk "Penumbuhan Kebijaksanaan Pekerti, Kegiatan Apakah Itu?"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel